Kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk melarang impor buah dan sayuran
asal Lebanon mulai pukul 9 pagi pada 25 April waktu setempat.
- Menlu Retno: Brunei Sanggup MoU PMI Kelar Akhir Tahun Ini
- Pesta Ultah Barack Obama jadi Bulan-bulanan Karena Undang Ratusan Tamu
- Bank di Afghanistan Kembali Buka Tarik Tunai Dibatasi
Baca Juga
Kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk melarang impor buah dan sayuran asal Lebanon mulai pukul 9 pagi pada 25 April waktu setempat.
Pelarangan itu menyusul meningkatnya penyelundupan narkoba dari Beirut yang dipalsukan dalam buah dan sayuran.
Saudi Press Agency (SPA) melaporkan bahwa langkah itu dilakukan setelah Bea Cukai Saudi menggagalkan upaya untuk menyelundupkan lebih dari 5 juta pil Captagon yang diisi di dalam buah yang diimpor dari Lebanon.
Larangan tersebut akan tetap berlaku sampai pihak berwenang Lebanon memberikan jaminan yang cukup dan dapat diandalkan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan operasi penyelundupan narkoba sistemik.
Wakil sekretaris Otoritas Bea Cukai untuk Urusan Keamanan, Mohammed bin Ali Al-Naim, mengatakan narkotika itu dimasukkan ke dalam buah delima.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri mengatakan vahwa pihaknya akab bekerja sama dengan pihak berwenang terkait, dan menyatakan akan terus menindaklanjuti serta memantau pengiriman lain yang datang dari Lebanon.
"Keamanan Kerajaan adalah garis merah," kata Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud di akun Twitternya, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Sabtu (24/4).
Captagon biasanya digunakan oleh para peajurit yang berperang karena efek yang dimilikinya untuk melawan kelelahan. Ini adalah amfetamin yang telah banyak dibuat dan diekspor secara ilegal dari Lebanon, demikian dikutip dari Kantor Berita RMOL.
- Istri Capres Oposisi Korsel Dihantam Isu Palsukan Resume untuk Melamar Kerja
- Indonesia-AS Lakukan Dialog Strategis Perdana
- Dunia Didorong Bantu Negara Berkembang Produksi Vaksin Covid-19