Dugaan Keterlibatan Azis Syamsuddin Rugikan Golkar Jelang Pemilu 2024

Dugaan keterlibatan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin terkait penanganan perkara Walikota Tanjungbalai tahun 2020-2021 bisa merugikan Partai Golkar.


Dugaan keterlibatan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin terkait penanganan perkara Walikota Tanjungbalai tahun 2020-2021 bisa merugikan Partai Golkar.

"Bagi Golkar, dugaan keterlibatan AS dalam kasus penyidik KPP, memang tidak menguntungkan. Sebab, kasus ini diduga akan terus berkembang dan nama AS dengan sendirinya akan terbawa-bawa," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, Sabtu (24/4).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan tiga tersangka terkait penanganan perkara Walikota Tanjungbalai. Yaitu, Walikota Tanjungbalai, M. Syahrial, penyidik KPK, AKP Stepanus Robin Pattuju, dan seorang pengacara, Maskur Husain. Stepanus dan Maskur ditetapkan sebagai tersangka penerimaan hadiah atau janji terkait penanganan perkara Walikota Tanjungbalai tahun 2020-2021.

Diduga, ada pemberian hadiah atau janji dari M. Syahrial kepada Stepanus dan Maskur agar penyidikan perkara di Pemkot Tanjungbalai yang dilakukan KPK dihentikan. Azis Syamsuddin diduga memiliki peran dalam kasus dugaan suap Walikota Tanjungbalai M. Syahrial kepada penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju.

Pasalnya, perkenalan MS dengan SRP dilakukan di rumah dinas Azis pada Oktober 2020. Menurut Jamiluddin Ritonga, dugaan keterlibatan Azis Syamsuddin akan merugikan Partai Golkar.

Saat ini, semua partai politik termasuk Golkar tengah melakukan persiapan menghadapi Pemilu serentak 2024.

"Setiap nama AS muncul di media, dikhawatirkan akan dikaitkan dengan Golkar. Kalau ini terjadi, tentu akan terus menggerus reputasi dan citra Golkar di mata publik," terangnya.

"Padahal, Golkar harus sudah bersiap menghadapi Pileg dan Pilpres 2024. Tentu Golkar tidak menginginkan suaranya pada 2024 jeblok hanya karena AS," lanjut Jamiluddin Ritonga kepada Kantor Berita Politik RMOL.

Soal apakah Azis Syamsuddin akan digeser dari pimpinan dewan, menurut Jamiluddin Ritonga, Golkar sudah punya hitung-hitungan "mangadili" wakil ketum partai itu.

"Tentu Golkar dapat menakar dan memprediksi plus minusnya AS dipertahankan sebagai Wakil Ketua DPR. Golkar pastinya tahu kekuatan "angin" akibat kasus yang menimpah AS," ucapnya. [sth]