Gunungan Kraton Solo Ludes Diserbu Masyarakat

Keraton Kasunanan Surakarta menggelar Kirab Grebeg Besar Tahun Be 1952 dan Hajad Dalem SISKS Pakoe Boewono XIII UU untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.


Prosesi kirab dimulai dengan  iring-iringan barisan perajurit, hingga para abdi dalem yang mengarak dua gunungan raksasa. Yaitu gunungan Jalu (jaler atau lelaki) dan gunungan estri (perempuan). 

Kedua gunungan tersebut dibawa dari Kraton Kasunanan Surakarta menuju  kompleks Masjid Agung Surakarta untuk didoakan.

Gunungan jaler (laki-laki) yang terdiri dari sayur, palawija, akan dibagikan di Masjid Agung. Sedangkan gunungan estri akan dibawa kembali ke dalam Kraton di dibagikan di depan Kori Kamendungan.

Setelah selesai didoakan, para warga langsung berebut isi dari gunungan. Ratusan warga tampak tidak sabar untuk berebut gunungan jaler yang diletakkan di depan masjid Agung Solo.

Masyarakat langsung  berebut isi gunungan, tidak butuh waktu lama gunungan hanya menyisakan kerangkanya saja.

Agus Sutanto salah satu pengunjung yang datang dari Semarang, mendapatkan gunungan mini yang terbuat dari ketan dan rangkaian bunga Kantil. Nantinya hasil berebut gunungan itu akan disimpannya di rumah.

"Mudah-mudahan dari acara gunungan ini berguna untuk mencari berkah dari Allah," terangnya, Minggu (11/8) siang.

Ketua Takmir Masjid Agung Surakarta Muhammad Muhtarom sampaikan grebeg ini merupakan salah satu acara tradisional grebeg Besar Idul Adha Keraton Kasunanan  Surakarta sebagai simbol rasa syukur Raja atas semua nikmat yang diberikan oleh sang Maha Kuasa.

"Salah satunya dengan membagikan  gunungan berupa makanan siap saji dan makanan yang masih mentah," paparnya.

Menurutnya tradisi Kraton Kasunanan Surakarta sebagai Kerajaan Islam tetap berdasarkan nilai-nilai keislaman dan sekaligus mempertahankan tradisi nilai-nilai Jawa.