Barack Obama, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) menilai upaya Presiden Donald Trump menangguhkan bantuan bagi Layanan Pos AS (USPS) sebagai langkah mencegah warga mengikuti pemilihan.
- Seruan Prabowo Di KTT D8: Eratkan Solidaritas Muslim Dan Jaga Perdamaian
- Bali Menjadi Tuan Rumah MNEK Pada 2025, Menjamu 38 Negara Delegasi
- GREAT Institute: Perang Tarif Trump Momentum Membangun Tanpa Ciptakan Ketergantungan
Baca Juga
Obama mengaku khawatir dengan integritas pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilakukan November 2020. Trump selama ini telah menolak metode pemungutan suara melalui surat untuk menghindari penularan.
Menurutnya, pemungutan suara melalui layanan surat yang dikirim pos hanya akan menjadi sumber penipuan. Meski jutaan orang AS yang tidak bisa menghadiri tempat pemungutan suara juga nyatanya tidak bermasalah menggunakan metode tersebut. Penolakannya tersebut kemudian diduga menjadi alasan Trump menangguhkan dana bantuan bagi USPS, sesuatu yang digambarkan Obama sebagai "menekuk lutut" layanan itu.
Berbicara dalam sebuah podcast yang dikutip Reuters, Obama mengatakan, upaya Trump menangguhkan dana bantuan bagi USPS secara terang-terangan merupakan langkah untuk mencegah warga AS mengikuti pemilihan.
"Hal yang paling saya khawatirkan adalah bagaimana kita melindungi integritas proses pemilu? Bagaimana kami memastikan bahwa suara orang-orang dihitung? " ujar Obama dikutip dari Kantor Berita
"Apa yang telah kami lihat dengan cara yang unik dalam sejarah politik modern adalah seorang presiden yang secara eksplisit mencoba mencegah orang untuk memilih, bukan?" sambungnya.
"Saat kami memberikan suara dalam jumlah besar, terutama kaum muda, kami membuat kemajuan. Dan ketika kita tidak melakukannya, kekosongan itu akan diisi oleh orang-orang yang hanya tertarik untuk melindungi kekuasaannya sendiri," tambah Obama.
Sementara itu, USPS sendiri mengungkap, ada risiko signifikan di setidaknya empat negara bagian, yaitu Michigan, Pennsylvania, California, dan Washington. Risiko tersebut adalah surat suara pemilih kemungkinan tidak akan tepat waktu dikembalikan.
- Akun Twitter PM India Diretas Linimasa Promosikan Penipuan Bitcoin
- Satu Tewas Dalam Insiden Penembakan di Sydney
- Konklaf: Proses Pemilihan Pemimpin Kaum Katolik Sedunia