Pakai Mobil Listrik Siapa Takut? PLN Sediakan Diskon Home Charging dan SPKLU

Albert Yanuar Susanto (tengah) saat melakukan charging mobil listrik milknya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kantor PLN UP3 Semarang, Rabu (29/12). Foto: RMOL Jateng .
Albert Yanuar Susanto (tengah) saat melakukan charging mobil listrik milknya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kantor PLN UP3 Semarang, Rabu (29/12). Foto: RMOL Jateng .

Rabu (29/12), jarum jam menunjukkan pukul 10.30 WIB, saat sebuah sedan warna silver H 1009 YS memasuki halaman Kantor PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Semarang. Seorang lelaki muda berkulit kuning langsat segera memundurkan mobil keluaran Korea miliknya menuju stop kontak pengisian baterai di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang berada di sudut kantor yang terletak di pojok pertemuan antara Jl Tanjung dan Jalan Pemuda Semarang itu.


Albert Yanuar Susanto (32),  pemilik mobil listrik Hyundai tipe IONIQ Electric, kepada RMOL Jateng, mengaku dia rutin mengisi batere (charging) mobil listriknya itu setiap hari.

‘’Saya rutin charging setiap hari. Tidak harus menunggu habis. Baru 75 persen, biasanya sudah saya isi lagi, seperti pakai ponsel. Kalau tinggal 10 persen, saya charging sekitar 1 jam-an sudah penuh,’’ ujar warga Semarang Tengah ini.

Albert mengaku menyukai mobil listrik akibat penasaran dengan teknologi baru. ‘’Awalnya saya buta, karena edukasinya minim sekali. Saya browsing-browsing di internet, akhirnya terpikat dan membeli mobil ini dua bulan lalu,’’ ungkapnya.

Menurut Albert, memakai mobil listrik dengan mobil konvensional dengan BBM, beda sekali. Daya geber mobil listrik, menurutnya sangat luar biasa.

‘’Sangat smooth sekali, tak ada getaran sama sekali. Torsi (daya dorong mesin)-nya juga bagus banget. Injak pedal gas, langsung lari. Satu lagi, pakai mobil listrik pastinya hemat sekali dibanding pakai mobil konvensional dengan BBM,’’ imbuhnya.

Manajer Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Semarang Andi Kurniyawan menuturkan, pihaknya memberikan harga spesial tambah daya untuk para pemilik kendaraan tenaga listrik, yakni Rp 150.000 dengan tambah daya sampai 11.000 VA dan Rp 450.000 untuk tambah daya sampai 16.500 VA.

‘’Kami juga memberikan diskon 30 persen untuk penggunaan charging baterai mobil listrik di rumah atau home charging, untuk charging dari pukul 22.00 WIB sampai 05.00 WIB,’’ ujar Andi.

Di Semarang, kata Andi, ada 20 unit mobil listrik. Dalam sehari, ada 1-2 unit mobil listrik yang melakukan charging di SPKLU PLN UP3 Semarang.  Mereka, selain berasal dari Semarang, adalah pelanggan dari wilayah Jawa Timur atau Jabodetabek yang transit atau singgah di Semarang. Untuk pembayaran charging, kata Andi, seluruhnya menggunakan cashless atau daring melalui Link Aja. Para pelanggan sudah mendownload aplikasi Charge.IN di google Playstore, untuk transaksi charging tersebut.

Menurut Andi, selain mendukung energi ramah lingkungan,  penggunaan mobil listrik juga jauh lebih hemat dibanding mobil konvensional. Setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilo Watt hour (kWh) listrik. Harga bensin per satu liter sekitar Rp 7.000-Rp 8.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp 1.644. Ini berarti, menggunakan listrik lebih murah seperlimanya dibandingkan pemakaian satu liter bensin.

Albert berkisah, perjalanan sejauh 100 km, menghabiskan daya sebesar 9,8 kWh. Sedangkan dengan bensin rata-rata menghabiskan 10 liter untuk jarak yang sama. Dengan listrik, dia hanya mengeluarkan Rp16.111 untuk jarak tempuh 100 km, sedangkan jika dengan BBM, dengan jarak tempuh yang sama dia harus mengeluarkan biaya Rp 76.000 (harga bensin Rp7.600 x 10 liter).

Andi mengatakan,  pihaknya terus melakukan sosialisasi penggunaan mobil listrik kepada masyarakat. Hal itu sebagai upaya pemerintah khususnya PLN yang mendorong penggunaan energi ramah lingkungan.

‘’Untuk transaksi charging pada 2021 ini, tercatat 81 kali dengan total 1.201 kWh.  Jumlahnya meningkat dibanding tahun 2020 yang hanya 51 kali dengan total 886 KWh,’’ paparnya.

Di wilayah Jateng,  SPKLU tersebar di sejumlah titik, yakni di Rest Area Gringsing  Batang dengan kapasitas  7,7 kW, di PLN UP3 Semarang 20 kW, PLN UP3 Surakarta 25 kW, Rest Area Sragen 50 kW. Kementerian ESDM mencatat, terdapat 18 SPKLU di Jateng-DIY yang berada di 16 lokasi.

‘’Kami juga akan menambah dua titik lagi di Jogjakarta masing-masing berkapasitas 25 kW, di Semarang berlokasi di Kantor IUD Jateng-DIY 25 kW,’’ tambahnya

Menurut Andi, dari Jakarta hingga Surabaya bahkan sampai Bali sejauh 320 km, kebutuhan mobil listrik dipastikan tersedia melalui titik-titik SPKLU tersebut.

Menurut Andi, ketakutan atau kekhawatiran masyarakat untuk beralih ke mobil listrik adalah pada harganya yang masih terbilang mahal dibanding mobil konvensional.

‘’Dalam sosialisasi kepada masyarakat, umumnya mereka terkendala pada harga mobil listrik yang terbilang lebih mahal dibanding mobil konvensional.  Berbeda, dengan di luar negeri mobil listrik mulai dijual dengan harga terjangkau, di China bahkan mobil listrik dijual dibawah Rp100 juta,’’ ujar Andi.

Sony Dwi Saputra, Marketing Executive Hyundai Puri Anjasmoro Semarang mengatakan,  Hyundai memiliki mobil ramah lingkungan yang sejalan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.  Saat ini, kata Sony, ada dua tipe mobil listrik yakni Hyundai IONIQ Electric yang diluncurkan pada awal 2020 dijual pada kisaran harga Rp689 juta dan KONA Electric yang diluncurkan Mei 2021 dijual seharga Rp711 juta.

‘’Konsumen umumnya masih meraba-raba, karena ini teknologi baru. Mereka masih bersifat wait and see, sehingga kami terus melakukan sosialisasi kepada mereka,’’ ujar Sony.

Manajer Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Semarang Andi Kurniyawan(kanan) menemani pelanggan mobil listrik melakukan charging di SPKLU yang berlokasi di Kantor PLN UP3 Semarang.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY PLN  M Irwansyah Putra berharap, PLN terus menjadi lokomotif bagi pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan terus mengembangkan kemudahan layanan serta fasilitas bagi masyarakat. Hal itu sebagai ikhtiar mencapai program zero emisi menuju Indonesia Langit Biru.

Sebagai pengguna mobil listrik,  Albert mengakui, meskipun harganya masih relatif lebih mahal, namun menurutnya menggunakan mobil listrik jauh lebih hemat dibanding mobil konvensional.

‘’Sejauh ini, fasilitas SPKLU yang dimiliki PLN sudah sangat mendukung, apalagi di rumah juga ada home charging. Jadi, punya mobil listrik tidak perlu khawatir kehabisan baterai,’’ kata Albert.

Tanpa sadar, selain menghemat, konsumen mobil listrik seperti Albert, sejatinya sudah ikut berkontribusi mengurangi emisi karbon di Indonesia dengan penggunaan mobil listrik.  Indonesia sendiri sangat ambisius bahwa penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. 

Penggunaan mobil listrik dan fasilitas charging SPKLU dari PLN, telah ikut membantu program zero emisi. Jadi, tak perlu lagi takut berkendaraan listrik. PLN telah menyediakan banyak titik SPKLU, apalagi ada fasilitas tambah daya serta diskon charging bagi masyarakat.