Pemkot Semarang Akan Terus Lestarikan Kuliner Tradisional Gilo-Gilo

Pemkot Semarang menggelar event bertajuk Festival Semarang Rumah Kita yang diadakan di Taman Gedung Pandanaran Semarang pada 21-22 Januari 2023. 


Festival ini di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari ekonomi kreatif, wayang on The Street, pemutaran film sineas lokal hingga penampilan para bintang tamu. 

Selain itu festival ini juga sekaligus dijadikan ajang peluncuran Calender of Event Kota Semarang 2023 serta Logo Hari Jadi ke-476 Kota Semarang.

Plt Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan festival ini menjadi salah satu upaya pemerintah agar warga Kota Semarang dan wisatawan yang berkunjung bisa merasa nyaman dan serasa tinggal di rumah sendiri. 

Dalam festival tersebut juga nampak makanan khas yang hanya ada di Kota Semarang yakni gerobak gilo-gilo.

Ita, sapaan akrabnya, ciri khas kuliner tradisional Kota Semarang ini harus dipertahankan karena bisa mengangkat potensi wisata Semarang. 

"Tempat lain tidak ada gilo-gilo. Ada sate kerang, sate kikil, pia-pia. Memang harus hadirkan saat event-event tertentu," kata Ita pada puncak acara Festival Semarang Rumah Kita, Minggu (22/1) malam. 

Ita menyebut kuliner tradisional gilo-gilo ini bisa dihadirkan saat car free night di kawasan Kota Lama atau bahkan saat ada kegiatan di Kampung Melayu dan Pecinan.

"Perlu ada event tertentu yang menunjukan khasnya Semarang. Hal seperti itu mendatangkan dan meningkatkan multiplier perekonomian," bebernya. 

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan Pemkot Semarang menyuguhkan dua gerobak gilo-gilo untuk bisa dinikmati para tamu undangan dan penonton festival. Makanan yang disajikan seperti gorengan, aneka sate dan buah-buahan.

Wing menyebut jika gilo-gilo ini merupakan akulturasi budaya di Kota Semarang. Pasalnya penjaja gilo-gilo ini tidak hanya menjual makanan Jawa saja namun juga dari etnis lain di Kota Semarang seperti China, India, Arab dan Melayu. 

Meski seiring perkembangan jaman terjadi perubahan namun Pemkot ingin tetap mempertahankan ciri khas kuliner gilo-gilo.

"Kami ingin ingatkan lagi salah satu potensi budaya kuliner gilo-gilo gerobakan tradisonal," ujar Wing.

Saat Festival Keroncong, lanjut Wing, kuliner gilo-gilo ini juga dihadirkan. Bahkan antusias masyarakat cukup bagus saat gerobak tradisional tersebut hadir ditengah-tengah mereka.

"Alhamdulillah, respon masyarakat cukup baik. Gilo-gilo jadi potensi andalan kuliner di Kota Semarang," pungkasnya.