Rizal Ramli : Indonesia Bisa Bangkit Jadi Negara Hebat

Calon presiden Rizal Ramli mengatakan Indonesia bisa menjadi negara makmur, hebat dan disegani dunia internasional.


"Bisa tidak Indonesia makmur, hebat dan disegani? (Jawabanya) bisa," kata Rizal di acara rapat koordinasi pengurus Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak Gas Bumi dan Umum (FSPKEP), di Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Rizal mengatakan pola kompetisi kepemimpinan politik nasional harus diubah dari model pencitraan ke kompetisi gagasan.

"Kompetisi kepemimpinan Indonesia harus kompetisi gagasan, bukan kompetisi pencitraan. Pemimpin itu harus amanah, memiliki integritas dan kaya gagasan," katanya.

Tokoh perubahan Indonesia itu mengatakan, pemimpin yang hebat tidak akan muncul jika model kompetisi kepemimpinan didasarkan pada pencitraan.

"Kalau hari ini Bung Karno, Bung Hatta atau Agus Salim ikut pemilu pasti kalah. Mereka tidak punya duit. Pemimpin kita yang dulu hebat-hebat kalau ikut pemilu pasti kalah," masih kata Rizal.

Rizal juga menyorot demokrasi kriminal yang saat ini berlaku di Indonesia. Pejabat hasil pemilu menyelewengkan amanah dan kepercayaan rakyat untuk korupsi.

"Dulu, seperti Bung Karno, dipenjara dulu baru jadi pejabat. Hari ini jadi pejabat dulu baru masuk penjara. Sekarang orang baik dimusuhi, yang brengsek dianggap godfather," ucap dia.

Rizal mengemukakan jika menggunakan pendekatan historis, Indonesia mengalami banyak kemajuan. Tidak bisa dibantah. Tetapi jika menggunakan studi komparatif (perbandingan) Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara tetangga di Asia bahkan Asia tenggara.

50 tahun yang lalu Indonesia sama miskinnya dengan Malaysia, Singapura, Korea, Taiwan. China bahkan GNP per kapita waktu itu setengah dari Indonesia. Tapi sekarang, kata Rizal, mereka maju meninggalkan Indonesia.

Saat ini Malaysia PDB per kapitanya 3 kali lipat dari Indonesia, Taiwan 6 kali lipat, Korea Selatan 7 kali lipat dan Singapura 14 kali lipat Indonesia. Bahkan China dengan penduduk lebih 1,3 miliar PDB perkapitanya saat ini 2 kali lebih besar dari Indonesia.

"Tidak bisa dibantah 50 tahun Indonesia mengalami banyak kemajuan. 20% masyarakat paling atas relatif makmur, 40% di bawahnya pas-pasan, 40% di bawahnya lagi belum menikmati kue kemerdekaan. Tapi kalau terjadi gejolak ekonomi, yang 40% golongan menengah bisa turun ke bawah," kata Rizal.

"Penyebabnya bukan hanya korupsi. Tapi pertumbuhan ekonomi kita stag di kisaran 5%. Kita ikut model pembangunan Bank Dunia. Pemimpin kita kurang berani dan miskin inovasi," kata ekonom senior yang pernah menjabat Menko Ekuin di era pemerintahan Gus Dur dan Menko Maritim di era Jokowi ini.

Karenanya, kata Rizal, Indonesia harus berubah. Kompetisi demokrasi harus melahirkan pemimpin yang amanah dan bisa mewujudkan kemakmuran rakyat.

Rizal pun mengungkapkan alasan maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019. Rizal yang pernah menjadi penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan ingin mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat.

"Insya Allah kami genjot pertumbuhan ekonomi di atas 10% dalam 5 tahun. Jika ekonomi tumbuh di atas 10 persen, pendapatan perkapita  tahun 2019 dari 4 ribu dolar akan kita naikan minimum jadi 7 ribu dolar. Dengan pertumbuhan ekonomi dua kali lipat dari hari ini maka lapangan kerja jadi banyak," tukas Rizal.