Salah satu pasien yang meninggal setelah dirawat intensif di RSUP dr. Kariadi, diklaim bukan akibat dari Covid-19 atau virus corona.
- Baru 30 Persen Warga Difabel di Salatiga Terakomodir Vaksinasi
- Peduli Kedahatan Mata, Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis di Jogjakarta
- Pemkot Semarang Sediakan Fasilitas Vaksin Booster
Baca Juga
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi, Agoes Oerip Purwoko, mengatakan dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis, pasien meninggal karena paru-paru dan saluran pernafasan mengalami kerusakan.
Menurut dia, kerusakan paru-paru tersebut terjadi karena banyak hal. Bisa karena bakteri, virus, jamur atau makhluk hidup lainnya.
"Yang jelas bukan karena Covid-19 atau virus corona. Hasil lab yang kami kirimkan ke Kementerian Kesehatan menyatakan pasien negatif Covid-19. Kami menduga meninggalnya pasien karena ada bronkopneumonia," kata Agoes, Rabu (26/2).
Agoes menduga pasien yang meninggal tersebut memiliki Bronkopneumonia berat. Sehingga dengan stadium seperti itu tingkat kematian sangat tinggi.
Kata dia, saat seorang mengidap Bronkopneumonia, dia akan mengalami kerusakan paru-paru dan saluran pernafasan.
Apabila tingkat kerusakan sangat berat, maka bisa menimbulkan komplikasi ke organ dalam lainnya sehingga bisa menimbulkan kematian.
"Penyakit tersebut dapat menjangkiti siapa saja, tidak hanya orang yang baru kembali tempat endemik penyakit tertentu," katanya.
Disinggung terkait prosesi pemakaman jenazah yang sangat steril, Agoes menerangkan bahwa pihaknya selalu mengantisipasi pada dampak paling serius.
Menurut dia, jika awalnya pasien diduga terinfeksi Covid-19 atau virus corona, maka pihaknya secara total memperlakukan pasien mulai dirawat hingga apabila pasien meninggal. Tujuannya, untuk mengantisipasi keselamatan seluruh pihak yang ada saat pemakaman.
"Kami perlakukan secara total. Indikasi awal kan pasien karena Covid-19. Maka saat meninggal kami juga perlakukan secara total. Tujuannya untuk kewaspadaan keselamatan pada keluarga, tetangga, dan tim medis sendiri," pungkasnya.
- DKK Mulai Lakukan Pendataan untuk Lakukan Vaksinasi Dosis Empat
- Dinkes Kota Pekalongan Minta Masyarakat Waspada DBD
- OBAT, Raih Paten Ganda di Tahun 2024-2025