Pasca viral video pemeriksaan santri bernama Zaqi Saputra di Kawasan Simpang Lima, Ketua GP Ansor Jateng Sholahudin Wahid, mengimbau kepada seluruh masyarakat tidak terpancing emosi. Menurutnya, pemeriksaan yang dilakukan oleh anggota kepolisian, merupakan bentuk kewaspadaan dalam mencegah aksi teror lanjutan.
- Pertamina Maksimalkan Pemadaman Tangki di Area Kilang Cilacap
- Lubang Pantura Telan Korban Jiwa, Warga Pekalongan Meninggal Usai Bersenggolan Dengan Truk
- Bill Gates Dan Donasi Yayasannya Kepada USAID
Baca Juga
Dalam kerangka itu, agar tidak kecolongan, polisi dituntut untuk memperketat pengawasan. Termasuk memeriksa siapa saja. Saya rasa kepolisian telah melakukan tugasnya, saat itu,"kata pria yang akrab disapa Gus Sholah itu saat dihubungi, Rabu (16/5).
Gus Sholah meminta supaya masyarakat memaklumi tugas-tugas polisi tersebut. Dia juga mengimbau supaya masyarakat bisa bekerjasama dengan polisi dalam upaya memerangu terorisme.
Termasuk bekerjasama saat dimintai atau diperiksa oleh pihak kepolisian. Kalau kita tidak terlibat dalam gerakan terorisme, kenapa kita harus takut," tegasnya.
Sementara itu, KH. Muhammad Furqon, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Prapak, Temanggung, tempat santri itu menimba ilmu angkat bicara dan meminta masalah untuk tidak dibesar-besarkan.
Melalui akun resminya, Furqon menyatakan jika pemeriksaan terhadap salah satu santrinya, Zaqi Saputra merupakan kesalahpahaman. Dia juga mengatakan kalau pihak kepolisian telah menyatakan permintaan maaf.
Kami harap masalah ini tidak dibesar-besarkan. Justeru kalau dibesar-besarkan, akan ada pihak yang dapat memanfaatkan situasi kita sekarang ini,"kata dia.
Furqon menjelaskan, santrinya, Zaqi Saputra, saat kejadian hendak menemui ibu tirinya di Kalimantan Tengah. Dia, lanjut, Furqon adalah salah satu santri di PP Al Hidayah, asal Tebing Tinggi, Sumsel.
Saat Zaqi usai menjalani sholat Isya dan makan di salah satu angkringan di area Simpang Lima, muncul razia dari kepolisian. Menurut Furqon, operasi tersebut tak lain adalah sebagai bagian dari tindak pengamanan menyusul terjadinya serangan di berbagai daerah sejak Minggu. Meski sempat merasa prihatin akan peristiwa itu, Furqon berusaha memaklumi. Ia percaya ada hikmah di balik itu semua.
"Kami sangat mafhum dan memaklumi ketika anak itu digledah. Karena yang dia tenteng adalah kardus dan tas ransel yang semua adalah berisi bekal dan pakaian. Dan nyata, setelah kejadian itu Zaqi dan pihak kepolisian sudah saling memaafkan dan berangkulan," tambah dia.
Atas segala hal yang terjadi, Furqon bilang pihaknya tetap mengapresiasi apa yang telah dilakukan kepolisian selama menjalankan tugas negara. Dirinya juga menyebut bahwa santri tetap selalu andil dalam menjaga keutuhan NKRI.
- Tak Terima Ditegur, Enam Pemuda Asal Kudus Keroyok Seorang Warga Grobogan
- Diduga Epilepsinya Kambuh, Bocah 6 Tahun Tewas Tercebur Sumur Saat Ibunya Mandi
- Tersengat Listrik, Warga Kaligondang Purbalingga Jatuh dari Pohon Hingga Meninggal