DKK Karanganyar Siap Jemput Bola Antisipasi Penolakan Vaksin Polio

Balita dapatkan vaksin polio di Karanganyar. RMOL Jateng
Balita dapatkan vaksin polio di Karanganyar. RMOL Jateng

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Warsito mengatakan, ada 700 orang di wilayah Jatiyoso dan Tawangmangu menolak anaknya divaksin.


"Penolakan itu setelah penyaluran imunisasi vaksin polio pada Senin lalu, sebagian warga di Tawangmangu dan Jatiyoso menolak anaknya divaksin," jelasnya, Kamis (18/1). 

"Alasan utama mereka menolak pemberian vaksin karena masalah keyakinan yang dianut warga setempat. Pemerintah sudah berusaha untuk memberikan penyuluhan dan pendekatan," ungkap dia. 

Dia sudah menyiapkan langkah antisipasi menyiapkan formulir penolakan bagi keluarga tak responsif program pemerintah ini. 

"Mereka yang menolak vaksin sudah membuat surat pernyataan dari awal," terang Warsito.

Surat pernyataan tersebut isinya tidak akan menyalahkan pemerintah apabila anaknya terserang polio dan mengupayakan mandiri pengobatannya. 

Formulir berisi penolakan itu dikirim ke Kemenkes. Upaya selanjutnya, pemerintah membentuk forum masyarakat peduli imunisasi di dua kecamatan tersebut. 

"Kami sudah berusaha mencegah penyakit polio melalui imunisasi gratis. Namun pemerintah tidak bisa memaksa mereka ikut imunisasi. Akhirnya membentuk forum. Biar lingkungannya yang membujuk," katanya.

Warsito menambahkan, penolakan warga terhadap imunisasi polio ini, tidak mengurangi target dan sasaran peserta PIN.

"Dinas Kesehatan Karanganyar (DKK) menargetkan imunisasi ke 98.403 anak usia 0-7 tahun 11 bulan di Karanganyar," imbuhnya. 

Sementara itu upaya pemerintah untuk mensukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dengan membuka posko PIN di kantor kelurahan/desa dan jemput bola ke TK/KB sesuai jadwal.  

"Tim juga mendatang rumah ke rumah yang belum mengikuti PIN. Formulir penolakan telah disiapkan bagi keluarga yang tak responsif program pemerintah ini," tandasnya.