Pengamat: Kesenjangan Sosial di Kota Semarang Masih Taraf Wajar

Ramainya pusat wisata di Semarang dikunjungi masyarakat. Dicky Aditya/RMOLJateng
Ramainya pusat wisata di Semarang dikunjungi masyarakat. Dicky Aditya/RMOLJateng

Kota Semarang, terus menggeliat. Tingginya laju pembangunan, membuat ibu kota Jawa Tengah ini tumbuh menjadi salah satu kota besar di Indonesia.


Namun begitu, bak dua belah mata pisau yang salah bertolak belakang, pesatnya perkembangan yang berdampak signifikan terhadap roda perekonomian warganya itu, juga menimbulkan gejolak negatif.

Diketahui, belakangan ini, aksi kriminal, mulai dari pencurian, kekerasan hingga tawuran antar geng remaja, menjadi momok yang menghantui warga Semarang.

Menyikapi hal ini,  Sosiolog Unika Soegijapranata Hermawan Pancasiwi dalam gambaran yang dimilikinya, dengan kondisi ekonomi sekarang, kehidupan masyarakat Kota Semarang kebanyakan tarafnya wajar, dalam strata ekonomi digolongkan kelas menengah. Kelas sosial dimaksud ini tidaklah menggunakan konsep penghasilan atau status sosial, namun pola hidup atau kebiasaan. 

"Semarang kategorinya biasa-biasa saja, tidak berlebihan tetapi juga tidak bawah sekali. Tarafnya wajar, masyarakat bisa menikmati hidupnya tidak selalu tertekan dengan permasalahan ekonomi. Jadi, masuknya normal seimbang antara kebutuhan, keinginan, dan rencana untuk bisa sejajar tercukupi semuanya," kata Hermawan, Minggu (14/7). 

Ekonomi daerah Kota Semarang juga berkembang dengan baik mengikuti zaman semakin maju pula. Masyarakatnya banyak menekuni berbagai macam sektor, ada yang bekerja, bisnis, maupun sedang berjuang menyelesaikan pendidikan formal. 

Tolak ukur pertumbuhan ekonomi itu tak dapat dijadikan patokan. Penilaian Hermawan, kesenjangan sosial di masyarakat Kota Semarang termasuk mengkhawatirkan, karena permasalahan ekonomi dampaknya menimbulkan masalah baru sampai kriminalitas meningkat. 

Walaupun sebenarnya masyarakat tak menganggap kecemburuan sosial bakal serius dan merugikan, Hermawan menilai, tetap celah sekecil apapun menimbulkan permasalahan sosial. Meski munculnya tak jelas faktornya, tingginya kriminalitas di suatu wilayah sering terjadi dipicu karena kesenjangan. 

"Prosesnya terlihat biasa saja, tetapi pasti di masyarakat akan muncul kesenjangan sosial. Permasalahan itu bakal memunculkan gap atau perbedaan entah dalam kelas ekonomi, atau hal-hal lain, bahkan juga sepele pun dapat menimbulkan dampak serius. Hasilnya apa, kriminalitas meningkat, kejahatan bisa dilakukan siapa saja tetapi di baliknya pasti ada maksud dan tujuan tertentu. Nah, pemicunya beragam tapi banyak sekali orang-orang berbuat jahat karena dendam atau cemburu," jelas Hermawan.