Reshuffle Jilid II Bukti Jokowi Ingin Tinggalkan Legacy Yang Baik Untuk Indonesia

Presiden Joko Widodo dikabarkan bakal melakukan reshuffle jilid II dalam waktu dekat.


Presiden Joko Widodo dikabarkan bakal melakukan reshuffle jilid II dalam waktu dekat.

Sinyal adanya perombakan kabinet itu muncul lantaran adanya dua kementerian yang dilebur menjadi satu yakni Kementerian Riset dan Teknologi yang akan digabung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut pengamat politik Hendri Satrio, Jokowi melakukan reshuffle kembali lantaran Kepala Negara tengah mempersiapkan warisan yang baik di akhir masa jabatannya sebagai Presiden.

"Kalau Presiden Jokowi ingin melakukan reshuffle artinya memang Presiden Jokowi benar-benar mempersiapkan legacy-nya dia nanti pada saat selesai, banyak hal baik yang ada di Indonesia yang akan ditinggalkan dia nanti," kata Hensat sapaan akrabnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/4).

Disinggung mengenai sejumlah nama yang dilontarkan Ketua Joko Mania Immanuel Abenezer, Hensat mengatakan lima kementerian itu tengah menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.

"Nah, kalau kemudian menteri-menteri yang disebutkan Joman itu akan direshuffle atau tidak, yang jelas itu terserah Pak Jokowi. Tapi memang lima kementerian inilah yang banyak menjadi sorotan terakhir di publik," imbuhnya.

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini menambahkan bahwa Presiden Jokowi memiliki rencana yang besar untuk Indonesia sehingga dilakukan reshuffle kembali.

"Tapi menurut saya, balik lagi ke Pak Jokwoi, ada rencana besar yang baik yang bisa dilakukan oleh Pak Jokwi sehingga nanti dia bisa meninggalkan legacy dan warisan hal-hal baik untuk Indonesia. Jadi sisa waktu yang dimanfaatkan untuk reshuffle ini tepat juga," ucap Hensat.

Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer sebelumnya mengatakan, reshuffle kabinet merupakan kebutuhan Presiden dan pemerintah.

Dia mengaku belum tahu pasti siapa yang bakal dikocok ulang. Tapi menurut pandangan relawan, ada lima menteri atau setingkat menteri yang mesti dicopot.

Mereka adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Jaksa Agung ST Burhanuddin, dan Mendikbud Nadiem Makarim. [sth]